Kajian Tool Automation Sebagai Langkah Awal Efektivitas & Efisiensi pada Pengujian Aplikasi

Di era yang saat ini mengutamakan digitalisasi dan otomatisasi, semakin banyak perusahaan yang berlomba untuk “Mempersenjatai” produk maupun layanannya dengan teknologi dan metodologi terbaru, tak terkecuali untuk proses pengujian aplikasi. Karena proses testing atau pengujian aplikasi merupakan salah satu fase terpenting di dalam SDLC (System Development Life Cycle) yang membutuhkan tenaga ahli khusus untuk memastikan kualitas aplikasi tersebut memang layak untuk diimplementasikan dan digunakan oleh banyak orang.

Proses pengujian aplikasi yang semakin hari semakin berkembang membuat banyak perusahaan mulai berpikir bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam mengelola testing management di tempatnya. Dikarenakan permintaan pasar dan kebutuhan dari sisi aplikasi yang terus bertambah yang tidak diimbangi dengan jumlah tester atau penguji aplikasi yang tersedia.

Automation tools pengujian aplikasi merupakan suatu alat yang dapat membantu tester untuk menguji fungsionalitas aplikasi dengan karakteristiknya yang bersifat reuse dan automate. Manfaat yang didapatkan jika menerapkan otomasi pengujian diantaranya adalah:

 

    1. Pengujian dengan jumlah test scenario dan test case yang banyak, masif, serta membutuhkan waktu panjang untuk melakukan pengujian (time consuming);
    2. Verifikasi yang dilakukan setelah pelaksanaan bug fixing atau enhancement, untuk memastikan aktivitas tersebut tidak berdampak terhadap area lain pada aplikasi;
    3. Verifikasi yang dilakukan setelah pelaksanaan deployment antar environment, untuk memastikan seluruh fungsi aplikasi terdapat pada environment yang baru.

Menurut Forbes (2023), market otomasi pengujian di North America mencapai USD 24.7 miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan akan terus bertumbuh sebesar 16.4% selama kurun waktu 2022 – 2027.

 

A picture containing text, screenshot, font Description automatically generated

Gambar 1. Implementasi Automation Test Menurut Forbes (2023).

Hal ini membuktikan bahwa pengujian aplikasi mulai berpindah dari yang semula dilakukan secara manual ke otomasi. Data lain juga didapatkan dari Graphical Research (Powered by Global Market Insight), menyatakan bahwa market otomasi pengujian di Eropa dapat mencapai USD 3 miliar pada tahun 2019 yang diproyeksikan kenaikannya sebesar 12.5% selama kurun waktu 2020 – 2026.

 

Gambar 2. Implementasi Automation Test Menurut Graphical Research.

Agar dapat melakukan perencanaan terhadap implementasi otomasi pengujian dengan baik dan lancar, pemilihan tools pengujian menjadi salah satu yang terpenting. Perlu dilakukan assessment secara komprehensif terkait aplikasi yang ingin diuji dan tools otomasi yang ingin digunakan.

Framework utama yang digunakan untuk melakukan assessment terkait karakteristik kualitas sebuah sistem adalah ISO 25010:2011 mengenai System and Software Quality Requirement and Evaluation (SQuaRE).

 

A black and red hexagons with white text Description automatically generated with medium confidence

Gambar 3. ISO 25010:2011.

Terdapat dua karakteristik yang ada pada ISO 25010:2011 yang mendorong implementasi otomasi pengujian, yaitu:

 

    1. Functional Suitability. Perlunya pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi aplikasi terhadap requirement. Jumlah requirement berbanding lurus dengan jumlah objek pengujian. Sistem dengan requirement yang banyak akan memiliki objek pengujian yang banyak, sehingga perlu adanya mekanisme untuk melakukan pengujian secara cepat, efektif dan efisien.
    2. Maintainability. Perlunya pemeliharaan sebuah sistem yang mudah dan tidak mengalami kesulitan yang tinggi untuk melakukan perubahan maupun perbaikan. Karakteristik ini memiliki sub karakteristik sebagai berikut:

2.1.Modularity. Sistem terdiri dari beberapa modul, sehingga perubahan pada salah satu modul tidak berdampak besar bagi modul lainnya;

2.2. Reusability. Source code pada sebuah bagian dapat digunakan pada bagian lainnya;

2.3. Analysability. Mudah melakukan analisis permasalahan;

2.4. Modifiability. Mudah melakukan modifikasi;

2.5. Testability. Pengujian dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

Selain assessment terhadap sistem aplikasi yang ingin diuji, perlu juga melakukan assessment terhadap automation tool pengujian yang nantinya akan digunakan sebagai alat untuk mengotomasi aktivitas pengujian aplikasi.

Berdasarkan badan riset Gartner dan Forrester yang me-release kuadran terkait beberapa automation tool pengujian berdasarkan kapabilitas fiturnya.

 

 

Gambar 4. Gartner dan Forrester Kuadran Tool Otomasi Pengujian.

Sebagian besar perusahaan yang ingin menerapkan pengujian aplikasi secara otomasi di tempatnya lebih memilih tooltool yang ada pada kuadran Leaders, atau minimal kuadran Challengers/Strong Performers. Hal ini dikarenakan tooltool tersebut sudah digunakan oleh banyak perusahaan besar di beberapa negara, sehingga perusahaan yang baru memiliki rencana untuk menggunakan automation tool pengujian tidak ingin mengambil risiko untuk memilih tool di luar 2 kuadran tersebut. Beberapa aspek yang diperlukan untuk mengaji tool otomasi pengujian aplikasi antara lain:

 

    1. Kemudahan penggunaan (user friendly)

Kemudahan penggunaan dan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari fitur tool otomasi pengujian perlu menjadi pertimbangan. Tool otomasi pengujian yang sifatnya free license atau open source memiliki kecenderungan untuk membutuhkan effort yang lebih besar dibandingkan tool otomasi pengujian berlisensi.

 

    1. Fitur-fitur yang ditawarkan

Fitur-fitur andalan yang ditawarkan oleh tool otomasi pengujian seperti script recording, self-healing, dapat terintegrasi dengan tool-tool CI/CD (Continuous Improvement Continuous Development) hingga membuat report hasil pengujian secara otomatis.

 

    1. Platform aplikasi yang dapat didukung

Umumnya platform aplikasi yang membutuhkan tool otomasi pengujian berbasis web. Tetapi tidak menutup kemungkinan platform tersebut berbasis desktop hingga mobile apps seperti android dan iOS. Terdapat tipe tool otomasi pengujian yang memang hanya dapat menguji aplikasi berbasis web, namun ada pula yang dapat menguji aplikasi untuk semua tipe platform.

 

    1. Tipe lisensi dan biaya

Tipe lisensi yang ditawarkan juga bervariasi untuk setiap produk tool otomasi pengujian. Ada yang menawarkan annual per tahun dengan beberapa user account, ada pula yang menawarkan perpetual atau pembayaran sesuai dengan penggunaan customer.

Pada akhirnya customer lah yang dapat memilih mana tool otomasi pengujian yang cocok diterapkan di dalam organisasinya. Peran dari kami, Equine Global, adalah membantu melakukan assessment terhadap seluruh aplikasi yang akan diuji menggunakan tool otomasi pengujian. Lalu kami juga membantu melakukan riset terhadap teknologi paling update sesuai dengan bidang customer kami. Berikutnya kami melakukan assessment terhadap beberapa tool otomasi pengujian yang ada di market dari mulai fitur-fitur yang ditawarkan, hingga dari sisi komersial yang sesuai dengan rencana anggaran keuangan customer. Dan langkah akhir adalah kami mengundang vendor atau business partner dari beberapa tool otomasi pengujian berdasarkan hasil riset dan assessment untuk melakukan PoC (Proof of Concept) dengan skenario uji yang sudah kami tetapkan sebelumnya. Dari hasil PoC tersebut, kami melakukan penilaian secara objektif dengan formula penilaian yang sudah disepakati antara Equine Global dengan customer terhadap seluruh vendor. Hasil penilaian kami serahkan kepada customer untuk selanjutnya customer lah yang berhak untuk menentukan automation tool pengujian yang akan digunakan untuk melakukan pengujian otomasi di organisasinya.

 

 

Penulis:

Bimantoko Rindiatmodjo

Equine Consulting Services

Open chat
Hello! Can we help you? :)

Please fill in your full name and office email address so we can answer your queries accordingly.