Tata Kelola TI di Perusahaan BUMN dari Sektor Infrastruktur

Equine Global dipercaya untuk membantu penerapan tata kelola TI atau IT Governance sebagai bentuk kepatuhan (compliance) Good Corporate Governance (GCG) untuk sebuah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang jasa konstruksi, pengembang dan penyedia jasa jalan tol.

Tata Kelola TI merupakan bagian dari implementasi GCG di sebuah perusahaan guna mengelola risiko dan menjaga tata kelola perusahaan dengan baik. Penerapan Tata Kelola ini dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek people, process, dan technology.

Penerapan Tata Kelola TI yang baik untuk perusahaan BUMN tertuang pada Peraturan Kementerian BUMN PER-02/MBU/2013 dan PER-03//MBU/02/2018 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara. Peraturan tersebut mensyaratkan perusahaan BUMN untuk menerapkan IT Governance yang berfungsi sebagai payung untuk menjaga proses-proses yang berjalan di lingkungan TI serta melakukan penilaian tingkat kematangan (IT Maturity) dengan target nilai 3.

Guna menilai efektivitas penerapan IT Governance yang baik maka perlu dilakukannya sebuah penilaian terhadap kondisi saat ini dan penetapan target yang ingin di capai. Strategic Consultant Equine Global membantu perusahaan ini dengan memahami kondisi dari penerapan tata kelola TI yang sudah dilakukan dan dibandingkan dengan Peraturan Kementrian terkait dan best practice COBIT 4.1 yang digunakan sebagai panduan penerapan IT Governance. Penilaian implementasi ini dilakukan dengan mereview Standard Operating Procedure (SOP), Kebijakan, bukti kerja sebagai output atau eviden pelaksanaan prosedur.

Berdasarkan kondisi penerapan yang telah dilakukan pada tahun 2019 perusahaan ini melakukan penilaian tingkat kematangan dengan best practice COBIT 4.1 dan mendapatkan nilai sebesar 2.57 yang berarti masih memiliki kesenjangan dan terdapat aspek yang perlu ditingkatkan untuk mencapai target nilai 3 yang ingin dicapai dan seperti yang diprasyaratkan dalam Peraturan Kementerian BUMN.

Berdasarkan temuan kesenjangan yang teridentifikasi konsultan memberikan rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses tata kelola yang ada. Rekomendasi dan bantuan yang diberikan antara lain adalah penyesuaian SOP Tata Kelola TI, Kebijakan Tata Kelola TI dan kertas kerja sebagai eviden pelaksanaan prosedur. Penyusunan dokumen ini dilakukan sesuai dengan best practice IT Governance (COBIT) dan IT Service Management (ITIL) yang saling berkaitan, sehingga dokumen yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan penerapan tata kelola TI yang baik.

Penerapan tata kelola TI tidak hanya memiliki dokumen dan prosedur yang sesuai namun juga dokumen tersebut perlu dilaksanakan dengan baik. Sehingga Konsultan juga melakukan pendampingan untuk mengawal penerapan IT Governance yang baik di perusahaan ini selama 6 bulan. Pendampingan ini dilakukan dengan visitasi setiap 2 minggu sekali untuk menjawab pertanyaan perusahaan terhadap penerapan dokumen, pengisian kertas kerja dan solusi tata kelola TI terkait lainya.

Setelah diberikannya pendampingan, pada tahun 2020 perusahaan ini kembali melakukan penilaian tingkat kematangan untuk menilai kembali hasil dari usaha perbaikan implementasi IT Governance di tahun sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan melihat kondisi terkini dari penerapannya yang berjalan.

Berdasarkan hasil penilaian dapat dilihat bahwa perusahaan ini telah berhasil melengkapi dokumen tata kelola TI seperti Prosedur dan Kebijakan, serta melengkapi bukti kerja yang sesuai dengan best practice. Serta menerpakan sistem Service Desk yang mengintegrasikan pengelolaan permintaan layanan, insiden dan problem TI sesuai dengan best practice IT Service Management (ITSM).
Sehingga hasil penilaian IT Maturity di tahun 2020, perusahaan ini berhasil memperoleh nilai sebesar 3.29, yang berarti telah melebihi nilai yang diprasyaratkan dalam peraturan Kementerian BUMN.