Era Industri 4.0 menuntut setiap perusahaan/instansi untuk secara terus menerus melakukan peningkatan kapabilitas sistem yang mereka gunakan. Peningkatan tersebut dilakukan dengan melakukan implementasi sistem baru ataupun enhancement sistem yang sedang digunakan. Dalam pekerjaan implementasi maupun enhancement perlu dilakukan pengujian (testing).

Dalam perkembangannya, testing adalah perkara yang penting. Testing menjadi suatu alat ukur dalam menentukan kualitas dari sistem, kehandalan dari sistem, dan dengan adanya testing dapat menciptakan rasa percaya diri bagi seluruh stakeholder yang terlibat. Kualitas, kehandalan dan rasa percaya diri diperoleh dengan memastikan bahwa sistem yang di kembangkan sesuai dengan kebutuhan (requirement) yang sebelumnya ditentukan.

Saat ini, perubahan sistem bergerak dinamis dalam memenuhi kebutuhan customer. Untuk menghadapai perubahan tersebut, dibutuhkan metode pengujian yang berguna sebagai control yang paling efektif dalam pengembangan sistem. Testing yang berkualitas akan menghasilkan sistem sistem yang berkualitas. Testing membutuhkan kerjasama yang baik antara developer, tester, dan user yang terlibat. Terciptanya kerjasama yang sinergis dalam tim testing dengan komunikasi yang efektif. Proses testing yang baik membutuhkan management testing yang baik pula.

Penerapan lockdown saat pandemi covid 19 memberikan konsekuensi pada proses testing. Testing yang sebelumnya dilakukan di lokasi yang sama tidak bisa dilakukan. Berbagai penyesuaian harus dilakukan agar testing tetap dapat berlangsung dengan baik. Kerjasama yang solid dan motivasi harus tetap terjaga. Mekanisme testing online kemudian muncul.  Aplikasi seperti Zoom atau Microsoft Teams dapat digunakan sebagai solusi untuk dapat berkerja dengan produktif dimana pun dan kapan pun. Aplikasi tersebut dirancang untuk pekerjaan hibrid sehingga setiap anggota tim tetap mendapatkan informasi, tertata, dan terhubung semua di satu tempat. 

Tentunya solusi ini dapat diaplikasi baik untuk mini project bahkan mega project sekalipun yang melibatkan tim yang besar. Layaknya di sekolah yang terdiri dari beberapa kelas, tim yang besar dapat dibagi menjadi beberapa group testing. Satu group testing menempati satu room di aplikasi Microsoft Teams. Satu group testing terdiri dari:

1. Developer
2. Tester
3. User 
4. Test manager

Pembagian group dapat dilakukan berdasarkan kriteria tertentu misalkan modul. Proses eksekusi test case oleh tester dimonitor oleh seluruh tim.  Decision atas status test case dapat dilakukan dengan cepat. Dalam hal penemuan defect, decision perbaikan ataupun solusi yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cepat. Agar tetap efektif, defect yang memerlukan diskusi lebih lanjut dilakukan di waktu yang terpisah (direkomendasikan setelah seluruh target eksekusi test case harian selesai) dan room yang berbeda.   

Peran test manager sangat dibutuhkan agar seluruh proses testing online berjalan sesuai dengan target yang ditentukan sebelumnya. Test manager bertanggung jawab untuk 

• Memastikan setiap tim memahami peran dan tanggung jawab mereka. 
• Pengelolaan jadwal mulai dan berakhir testing
• Penentuan daftar test case yang akan dieksekusi 
• Memastikan seluruh pihak hadir di room dan start testing dapat tepat waktu. Test manager harus dapat berkomunikasi dengan seluruh pihak. 

Equine Global sebelumnya mendapatkan kepercayaan sebagai test manager untuk mengelola testing sistem core banking di salah satu bank di Indonesia. Dengan cara-cara yang dijelaskan sebelumnya, implementasi core banking system telah berhasil dilakukan dan telah live. Walaupun pandemi terjadi, user tetap dapat melakukan pengecekan terhadap sistem yang akan mereka gunakan dan tentunya memberikan kepercayaan diri bagi user. 

Jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai strategi testing saat pandemi, dapat menghubungi kami melalui contact@equine.co.id/ +6221 2788 3570.

Penulis :

Emyria Natalia br Sembiring

Quality Assurance Staff – PT Equine Global