Penjelasan Singkat tentang Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)

Pengadaan Teknologi Informasi (TI) membutuhkan metode dan prosedur baku untuk melakukan perencanaan kapasitas sistem IT.  Capacity planning digunakan untuk merencanakan kapasitas sistem agar berkinerja sesuai dengan tuntutan yang diinginkan, baik untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun pertumbuhan kebutuhan beberapa waktu yang akan datang. Capacity planning menjadi indikator bahwa sistem IT memilik performa yang baik. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah user mengeluhkan lambatnya respon aplikasi. Capacity planning dapat digunakan sebagai acuan apakah perlu di tambahkan resource seperti bandwidth atau kapasitas server.

Capacity Plan menjadi bagian dari aktivitas iterative dalam capacity management sesuai dengan best practice ITILv3. Proses iterative capacity management yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Monitoring
   Memantau secara harian untuk mengidentifikasi insiden sumberdaya yang dapat terjadi
2. Analysis
   Mengidentifikasi dan menilai tren berdasarkan baseline data monitoring yang ada dan kebutuhan mendatang
3. Tuning
   Menyesuaikan konfigurasi untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia
4. Implementation
   Menerapkan Tindakan dari hasil monitoring analysis dan tuning

Ruang lingkup Capacity Planning adalah assessment capacity plan dan penyusunan laporan. Proses assessment dilakukan berdasarkan kondisi utilisasi saat ini dan data historical utilisasi perangkat TI. Berikut adalah aktivitas yang dilakukan konsultan pada saat tahap assessment:  

1. Melaksanakan gain understanding dengan pihak terkait untuk mengetahui kondisi terkini terkait Infrastruktur TI (Server, Storage, dan Network) yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan operasional.
2. Menyampaikan informasi/data yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan Capacity Planning.
3. Collect Data Server, Storage, dan Network.
4. Melaksanakan review terhadap informasi/data yang telah diterima.
5. Melaksanakan validasi terhadap informasi/data untuk memastikan bahwa informasi/data tersebut dapat digunakan sebagai sumber penyusunan Capacity Planning

Selanjutnya adalah penyusunan laporan Capacity Plan. Tahap penyusunan laporan terdiri atas 5 langkah yaitu identifikasi data historical, analisis data, forecasting, analisis hasil forecasting, dan rekomendasi.  Data historis yang digunakan adalah data utilisasi perangkat TI dalam periode satu tahun. Berdasarkan data tersebut, dilakukan analisis forecasting untuk dua tahun mendatang guna memastikan ketersediaan kapasitas yang masih berada pada ambang batas (threshold) yang memadai untuk memberikan tingkat layanan yang baik. Perangkat -perangkat yang dianalisa misalnya CPU Load, Memory, Disk Free, Red Hat dan Ethernet. Selain itu, berdasarkan analisis data tersebut dapat diperoleh rekomendasi seperti jumlah kapasitas ynag dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan kapasitas dan waktu dibutuhkan untuk melakukan penambahan kapasitas. 

Namun, kerap kali dalam proses analisis data, salah satu hambatan yang sering terjadi adalah data yang tidak mencukupi dan tidak di record secara benar. Dengan data yang sedikit cenderung sulit untuk mendapatkan pola data utilisasi yang berdampak terhadap metode yang digunakan untuk forecasting.  Maka perlu dilakukan proses lainnya seperti wawancara untuk mendapatkan informasi pendukung. 

Hasil analisis dan rekomendasi dituangkan pada laporan akhir untuk kemudian dilakukan validasi dan finalisasi bersama customer. Kesimpulan yang akan diperoleh yaitu utilisasi untuk keseluruhan perangkat masih tergolong baik dan perangkat yang akan melewati threshold yang memerlukan monitoring guna mengotimalkan sumber daya yang tersedia dan kebutuhan layanan. Optimalisasi perangkat yang akan melewati threshold dapat disarankan untuk dilakukan penambahan kapasitas. 

Jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyusunan capacity plan, dapat menghubungi kami disini atau melalui contact@equine.co.id/ +6221 2788 3570.

Penulis :

Emyria Natalia br Sembiring

Quality Assurance Staff – PT Equine Global